Monday, November 11, 2013

Learning Theory : Teori Belajar



PSIKOLOGI BELAJAR

Definisi Belajar
Belajar hingga saat ini masih didefinisikan oleh kebanyakan orang tak jauh dari proses belajar mengajar disekolah. Pendapat itu tidak sepenuhnya benar, karena belajar tidak sesederhana itu. Para ahli mengartikan belajar  antara lain sebagai berikut:
1.      Morgan dalam Introdution to Psycology (1978) berpendapat belajar adalah perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan.
2.      Hergenhahn & Olson (1997): “Belajar adalah suatu perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau dalam potensialitas perilaku yang diakibatkan oleh pengalaman dan tidak dapat diatribusikan pada kondisi tubuh sementara seperti kondisi-kondisi tubuh yang disebabkan oleh penyakit, kelelahan. atau obat-obat .
3.      Anderson (1995): “Belajar adalah suatu proses yang mana perubahan-perubahan yang bersifat relatif permanen terjadi dalam potensi perilaku sebagai suatu akibat pengalaman”.
4.      Domjan & Bukhard (1986): “Belajar adalah suatu perubahan yang tahan lama dalam mekanisme-mekanisme perilaku yang diakibatkan oleh pengalaman dengan peristiwa-peristiwa lingkungan”.
Belajar dalam arti yang sesungguhnya cukup memenuhi empat syarat untuk dapat dikatakan belajar yakni:
1. belajar adalah sebuah proses perubahan
2. adanya perubahan perilaku dan potensi perilaku
3. bersifat permanen
4. akibat dari pengalaman
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa psikologi [U1] belajar  adalah ilmu psikologi yang mengkhususkan pada proses perubahan perilaku atau potensi perilaku seseorang atau kelompok akibat dari masuknya pengalaman secara sadar atau tidak sadar, secara langsung atau tidak langsung, dan bersifat relatif permanen.
Dalam psikologi belajar ada empat paradigma belajar, yakni Asosiasi, Fungsionalis, Kognitif, dan Neurofisiologis. Berikut ini adalah tokok-tokoh psikologi yang mewakili  empat paradigma di atas dalam memberikan pandangannya terhadap belajar.

Paradigma Asosiasi ( Ivan Pavlov)
Konsep dasar
Organisme belajar melalui asosiasi 2 stimulus di mana satu stimulus mendatangkan sebuah respon yang semula didatangkan hanya dengan stimulus yang lain. Ia menemukan bahwa ia dapat menggunakan stimulus netral, seperti sebuah nada atau sinar untuk membentuk perilaku (respons). Dalam hal ini, eksperimen yang dilakukan oleh pavlov menggunakan anjing sebagai subyek penelitian.
Tipe belajar
Dalam teori classical conditioning dikenal adanya masa akuisisi (acquisition) yakni periode selama respon yang dikondisikan itu dipelajari oleh organisme. Dan dalam proses ini dikenal:
a.       Stimulus tanpa dikondisikan (asli) / Unconditioned Stimulus(UCS) adalah stimulus asli yang mendatangkan respon bawaan atau wajar  tanpa perlu dipelajari sebelumnya oleh organisme.
b.      Respon tanpa dikondisikan (asli) / Unconditioned Respons (UCR) adalah respon asli atau bawaan yang datang dari stimulus bawaan  atau wajar tanpa dipelajari sebelumnya oleh organisme atau bisa dikatakan sebagai tindakan yang merupakan naluri alamiah organisme sebagai bentuk respon terhadap sesuatu.
c.       Stimulus yang dikondisikan / Conditioned Stimulus (CS) adalah stimulus yang dipasangkan dengan UCS, yang mendatangkan respon yang terkondisi yang sama dengan UCR asli.
d.      Respon yang dikondisikan / Conditioned Respons (CR) adalah bentuk respon yang datang dari stimulus yang terkondisi yang sama persis dengan respon aslinya.
e.       Penghapusan / Extinction adalah proses menghilangnya respon yang dikondisikan (CR) karena dalam perkembangannya stimulus aslinya tidak pernah diberikan lagi (UCS) melainkan hanya dilakukan pemberian stimulus yang dikondisikan (CS).
f.       Generalisasi stimulus adalah stimulus pengondisian kedua (CS2) yang sejenis dengan stimulus pengondisian pertama (CS1) dapat memberikan respon (CR) yang sama.
g.      Diskriminasi yakni tidak semua stimulus pengondisian (CS1,CS2, CS3,dll) akan memberikan respon yang sama.
[U2] 



Mekanisme belajar[U3] 
pavlov_eksperimen_anjing
Berikut adalah tahap-tahap eksperimen dan penjelasan dari gambar diatas:
1.      Di mana anjing bila diberikan sebuah makanan (UCS) maka secara otonom anjing akan mengeluarkan air liur (UCR).
2.      Jika anjing dibunyikan sebuah bel maka ia tidak merespon atau mengeluarkan air liur.
3.      Sehingga dalam eksperimen ini anjing diberikan sebuah makanan (UCS) setelah diberikan bunyi bel (CS) terlebih dahulu, sehingga anjing akan mengeluarkan air liur (UCR) akibat pemberian makanan.
4.      Setelah perlakukan ini dilakukan secara berulang-ulang, maka ketika anjing mendengar bunyi bel (CS) tanpa diberikan makanan, secara otonom anjing akan memberikan respon berupa keluarnya air liur dari mulutnya (CR).
Dalam teori ini juga dikenal disebut dengan extinction atau penghapusan jika anjing secara terus-menerus diberikan stimulus berupa bunyi bel dan kemudian mengeluarkan air liur tanpa diberikan sebuah hadiah berupa makanan. Maka kemampuan bunyi bel (CS) untuk menimbulkan air liur (CR) akan hilang.
Aplikasi dalam kehidupan nyata
Proses pembelajaran dapat terjadi secara tidak disadari baik oleh subjek ataupun objek pembelajaran seperti yang akan diilustrasikan berikut ini.
Dalam sebuah  SD saat guru mengucapkan “ Baik anak-anak, sekian pelajaran dari bapak hari ini” (UCS) lalu akan diikuti oleh murid-muridnya yang membereskan buku sambil bersorak (UCR), namun ketika suatu hari SD tersebut mulai memasang bel dan bel itu berbunyi saat jam pulang sekolah (CS) dan dibarengi oleh ucapan gurunya (UCS) maka respon yang terjadi adalah hal yang biasa (UCR). Namun beberapa hari yang berikutnya bel itu berbunyi (CS) padahal belum waktunya pulang, namun anak-anak tetap bersorak (CR). Disadari atau tidak proses di atas adalah proses pembelajaran pengondisian.

Paradigma Fungsionalis
Konsep dasar
Teori belajar yang dikembangkan oleh Hull sama dengan para ahli fungsionalis lainnya, yaitu menggunakan tipe belajar hubungan Stimulus-Respon (S-R).  Menurut pandangan ini, belajar tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi karena adanya hubungan S-R. Namun menurut Hull, selain hubungan antara S-R, perilaku juga dipengaruhi oleh suatu proses yang terjadi dalam diri organisme, yang tidak dapat diamati. Variabel ini kemudian dikenal dengan nama variabel intervening (intervening variable).
Tipe belajar
Tipe belajar Hull dapat kita skemakan sebagai berikut :
           Stimulus                           Variabel Intervening                              Respon
Dalam  buku Principle of Behavior (1943), Hull mengajukan 16 (enam belas) buah postulat. Keenambelas postulat tersebut adalah sebagai berikut:
1.        Indera memproses lingkungan dan jejak stimulus, dengan skema S        s       r      R, di mana S adalah stimulus eksternal, s adalah jejak stimulus, r adalah reaksi motorik dan R adalah respon[U4] .
2.        Interaksi impuls-impuls sensori
3.        Perilaku yang tidak dipelajari
4.        Contiguity dan drive reduction sebagai syarat munculnya belajar[U5] 
5.        Stimulus Generalization[U6] 
6.        Stimulus dihubungkan dengan Drives[U7] 
7.        Reaksi potensial merupakan fungsi dari Drive dan Habit Strength
8.        Respon akan menyebabkan Kelelahan, yang akan menghambat munculnya respon bersyarat[U8] .
9.        Respon yang dipelajari dari yang tidak direspon[U9] 
10.    Faktor yang cenderung menghambat respon yang dipelajari berubah dari waktu ke waktu[U10] 
11.    Momentary Effective Reaction Potential (MERP) harus menghasilkan satu nilai tertentu sebelum respon yang dipelajari dapat muncul[U11] 
12.    Kemungkinan dari suatu respon yang dipelajari dapat dibuat merupakan fungsi dari MERP, Oscillation effect dan reaction threshold.
13.    Semakin tinggi nilai MERP, maka akan semakin pendek Latency antara stimulus dan respon
14.    Nilai MERP akan menentukan resistensi terjadinya extinction
15.    Lebar atau luasnya respon yang dipelajari bervariasi secara langsung berdasarkan MERP
16.    Jika ada dua respon yang tidak bersesuaian muncul pada waktu yang sama, maka respon yang memiliki nilai MERP yang besar yang mungkin muncul.
Namun pada tahun 1952 sejumlah postulat direvisi dalam buku keduanya yang berjudul A Behavior System.
Mekanisme belajar
Teori belajar Hull dapat kita skemakan sebagai berikut:
Variabel Independen                     Variabel Intervening                                       Variabel dependen
K                            
                                I                               TPI                                          OP                                                          R
R            
                                HS
                                                                                PRE                                        MERP                                    PR
D
IS                                                            TPR                       
IM                                                                          TR                                                           IR
           
KS
Keterangan :
K  : Kerja                                           TPI : Total Potensi Inhibitor 
R  : Reinforcement                          TPR: Total Potensi Reaksi
IS : Intensitas Stimulus                  PRE: Potensi Reaksi Efektif
I   : Inhibitor                                     OP  : Osilasi Perilaku
HS: Habit Strength                          PR  : Potensi Reaksi
D  : Dorongan                                   MERP: Momentary Effective Reaction Potential
IM : Incentive Motivation             R    : Respon
KS : Kekuatan Stimulus                 RL  : Response Latency
                                                            IR   : Intensitas Respon



Aplikasi dalam kehidupan nyata
            Sebagai contoh adalah ketika seorang anak belajar membaca, di mana kemampuannya dalam membaca akan meningkat tergantung pada faktor-faktor seperti rajin belajar (IS), pujian dari orang tua (Reinforcement), dan sebagainya yang berpotensi untuk memunculkan peningkatan kemampuan membacanya.

Paradigma Kognitif (Teori Gestalt)
Konsep dasar
            Teori Gestalt merupakan teori yang dikembangkan oleh Kohler, Koffka, dan Wertheimer. Dasar dari teori ini adalah proses persepsi. Teori ini menekankan pada proses kognitif yang lebih tinggi daripada aliran behaviorisme. Para psikolog Gestalt berpendapat bahwa kita tidak mengalami dan memahami dunia ini secara sederhana, di mana sejumlah informasi yang masuk ke dalam pikiran kita dikombinasikan menjadi ide-ide yang kompleks. Menurut teori ini, kita memahami dunia ini dalam pola-pola yang memiliki makna (meaningful) atau sebagai suatu keseluruhan yang teratur (organised whole).
Tipe belajar
            Teori Gestalt berargumen bahwa pengetahuan berasal dari penggabungan (grouping) di antara elemen-elemen yang didasarkan pada prinsip proximity, similarity/differentiation, closure dan simplicity.
a.    Proximity: kita cenderung menggabungkan elemen-elemen berdasarkan kedekatan di antara mereka dan pola-pola yang terbentuk darinya.
b.    Similarity: kita cenderung menggabungkan secara bersamaan item-item yang mirip dengan respek tertentu. Ketika menggambarkan kemiripan, seseorang pada saat yang sama akan menggambarkan perbedaan di antara item-item tersebut.
c.    Closure: kita cenderung menggabungkan secara bersamaan item-item jika mereka tampaknya mampu melengkapi atau menggambarkan sebuah entitas tertentu.
d.   Simplicity: pola-pola yang lebih kuat atau lebih pas/cocok cenderung mendominasi pola-pola yang lebih lemah dalam persepsi. Kita mengorganisasikan item-item ke dalam figur-figur/bentuk-bentuk sederhana berdasarkan simetri, keteraturan, dan kehalusan (smoothness) jika mereka dominan.
Keempat prinsip ini disebut hukum organisasi (laws of organisation) dan digunakan dalam konteks penjelasan tentang persepsi dan pemecahan masalah (problem-solving).
            Konsep penting dalam psikologi Gestalt adalah tentang proses munculnya insight. Ia merupakan suatu proses belajar yang terjadi secara tiba-tiba, di mana seseorang tiba-tiba merasa bahwa dirinya menjadi tahu atau paham. Ketika insight ini muncul, orang tersebut akan mampu melihat suatu problem atau situasi secara keseluruhan dengan cara baru yang didasarkan pada pemahaman logis terhadap keseluruhan problem atau situasi tersebut.
Ada 4 ciri atau karakteristik dalam belajar secara insightful (Hergenhahn, 1997, dalam Hastjarjo, 2001), yaitu:
1.    perubahan dari presolusi menjadi solusi terjadi secara tiba-tiba dan lengkap
2.    biasanya performance yang didasarkan pada solusi yang dicapai (melalui insight) berlangsung dengan lancar dan tanpa kesalahan
3.    solusi yang diperoleh mampu tersimpan dan diingat dalam jangka waktu tertentu
4.    prinsip solusi (yang diperoleh dari proses insight) dapat diterapkan dengan mudah bagi pemecahan permasalahan yang lain
Mekanisme belajar
Secara skematik, konsep psikologi Gestalt dapat digambarkan sebagai berikut:
          S1
                   S2      Otak mentransformasikan          pengalaman mental di
                   S3      data sensoris berdasar pa           tentukan oleh interaksi
Stimulus       S4      da Law of Pragnanz                    antara stimulus eksternal       S5                                                          eksternal dgn bagian
                   S6                                                          otak yang diaktifkan
                   S7
Sumber: Hastjarjo, 2001[U12] 

Aplikasi dalam kehidupan nyata
Contoh aplikasi dari teori Gestalt adalah seorang siswa atau mahasiswa yang mendapatkan tugas untuk merangkum suatu bab pelajaran akan membaca seluruh bagian bab tersebut terlebih dahulu sebelum membuat rangkumannya.

Paradigma Neuropsikologis (Donald O. Hebb)
Konsep dasar
Donald O. Hebb menggunakan prinsip neuropsikologis. Awalnya Hebb memulai teori belajarnya dengan sel sinapsis. Yang dimaksud dengan sel sinapsis ialah jarak antar sel. Intinya Hebb menekankan kepada hubungan antar sel neurin atau saraf dalam otak. Saat sel saling berhubungan, maka bagian saraf akan terstimulasi lebih aktif  melalui impuls yang dikirimkan. Lokalisasi otak menyorot mengenai pembagian letak otak berdasarkan fungsinya. Misalnya tentang perbedaan sifat dua hemisfer (otak kiri dan otak kanan). Sebagai contoh adalah lobus oksipitalis yang salah satunya berfungsi untuk mengatur penglihatan.

Tipe belajar
Untuk tipe belajar, paradigma neuropsikologis menggunakan prinsip memori. Memori terbagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu, short term memory (STM), working memory, dan long term memory (LTM).
Short term memory adalah memori yang disadari pada saat ini; jangka waktunya kurang dari 1 menit. Working memory adalah yaitu penyimpanan, manipulasi, dan penggunaan informasi yang tersimpan itu sendiri. Sedangkan long term memory adalah informasi yang disimpan dalam ingatan untuk kebutuhan jangka panjang; jangka waktunya adalah lebih dari 1 menit.
Mekanisme belajar
Dalam paradigma neuropsikologis, mekanisme belajar terdiri dari 3 tahap. Masing-masing tahapan tersebut memiliki fungsi serta kemampuan yang berbeda.
Membentuk satu paket komunikasi saraf-saraf.
2.      [U13] Sequencial phase
Dapat membuat hubungan antar paket data komunikasi[U14] .
Tidak mendapatkan stimulus.
[U15] Apabila otak tidak mendapatkan stimulus, maka dapat menyebabkan halusinasi. Kekacauan dalam sequencial phase dapat mengakibatkan tidak utuhnya informasi yang diproses.
Aplikasi dalam kehidupan nyata
Sebagai contoh apabila seseorang melihat kipas angin. Hal tersebut akan terekam oleh otaknya. Hal ini dinamakan cell assembly. Bentuk dari yang terekam dan termemori dalam otak akan disimpulkan. “Ini adalah kipas angin.” Lalu di lain waktu yang sama, ia melihat hanya baling-baling dari kipas angin, akan tetapi dia dapat menarik kesimpulan bahwa baling-baling ini adalah bagian dari kipas angin. Hal ini dinamakan dengan sequencial phase. Dia merangkai suatu hubungan dari hal yang pernah dia jumpai.
Contoh lainnya ialah bahwa seseorang akan lebih mudah untuk mengingat sesuatu dengan wujud yang hampir sama dengan apa yang pernah dilihatnya (pengalaman). Orang yang pernah melihat kipas angin akan lebih mudah mengingat bentuk kincir angin dibandingkan dengan menginat bentuk tugu.

 [U1]Jelaskan dahulu apa definisi psikologi… Dimana psikologi bertugas untuk: to know, to explain, to predict and to control behavior and potential behaviour

 [U2]Penjelasan ini sebetulnya letaknya dalam KONSEP
 [U3]Ditambah penjelasan:
1.       Extinction
2.       Macam-macam classical conditioning
3.       Higher order conditioning
 [U4]Ini seriing disebut: reflex
 [U5]Maksudnya apa
 [U6]Beri penjelasan
 [U7]Beri penjelasan bagaimana muncul Drive dan HS
 [U8]Mengapa bisa muncul kelelahan
 [U9]Maksudnya apa
 [U10]Tambah penjelasan/maksudnya
 [U11]Jelaskan maksud MERP
 [U12]Beri tambahan penjelasan tentang berbagai macam prinsip di dalam gestalt:
1.        Law of Zeirganick
2.        Law of Pragnanz
3.        Cognitive Disequilibrium
4.       transposisi
 [U13]bagaimana bisa terbentuk?? jelaskan
 [U14]maksudnya?? Beri tambahan penjelasan
 [U15]maksudnya apa?? Beri tambahan penjelasan

No comments:

Post a Comment