PSIKOLOGI
BELAJAR
Definisi Belajar
Belajar hingga saat ini masih
didefinisikan oleh kebanyakan orang tak jauh dari proses belajar mengajar
disekolah. Pendapat itu tidak sepenuhnya benar, karena belajar tidak
sesederhana itu. Para ahli mengartikan belajar
antara lain sebagai berikut:
1. Morgan dalam
Introdution to Psycology (1978) berpendapat belajar adalah perubahan yang
relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai hasil dari latihan.
2.
Hergenhahn & Olson (1997): “Belajar adalah suatu perubahan yang relatif
permanen dalam perilaku atau dalam potensialitas perilaku yang diakibatkan oleh
pengalaman dan tidak dapat diatribusikan pada kondisi tubuh sementara seperti
kondisi-kondisi tubuh yang disebabkan oleh penyakit, kelelahan. atau obat-obat .
3.
Anderson (1995): “Belajar adalah suatu proses yang mana
perubahan-perubahan yang bersifat relatif permanen terjadi dalam potensi
perilaku sebagai suatu akibat pengalaman”.
4.
Domjan & Bukhard (1986): “Belajar adalah suatu perubahan yang tahan
lama dalam mekanisme-mekanisme perilaku yang diakibatkan oleh pengalaman dengan
peristiwa-peristiwa lingkungan”.
Belajar dalam arti yang
sesungguhnya cukup memenuhi empat syarat untuk dapat dikatakan belajar yakni:
1. belajar adalah sebuah proses perubahan
2. adanya perubahan perilaku dan potensi
perilaku
3. bersifat permanen
4. akibat dari pengalaman
Dari uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa
psikologi [U1] belajar adalah ilmu psikologi yang mengkhususkan pada
proses perubahan perilaku atau potensi perilaku seseorang atau kelompok akibat
dari masuknya pengalaman secara sadar atau tidak sadar, secara langsung atau
tidak langsung, dan bersifat relatif permanen.
Dalam psikologi belajar ada
empat paradigma belajar, yakni Asosiasi, Fungsionalis, Kognitif, dan
Neurofisiologis. Berikut
ini adalah tokok-tokoh psikologi yang mewakili
empat paradigma di atas dalam memberikan pandangannya terhadap belajar.
Paradigma
Asosiasi ( Ivan Pavlov)
Konsep
dasar
Organisme
belajar melalui asosiasi 2 stimulus di mana satu stimulus mendatangkan sebuah
respon yang semula didatangkan hanya dengan stimulus yang lain. Ia
menemukan bahwa ia dapat menggunakan stimulus netral, seperti sebuah nada atau
sinar untuk membentuk perilaku (respons). Dalam hal ini, eksperimen yang
dilakukan oleh pavlov menggunakan anjing sebagai subyek penelitian.
Tipe belajar
Dalam teori classical
conditioning dikenal adanya masa akuisisi (acquisition) yakni periode selama respon yang
dikondisikan itu dipelajari oleh
organisme. Dan dalam proses ini dikenal:
a.
Stimulus tanpa dikondisikan
(asli) / Unconditioned Stimulus(UCS) adalah stimulus asli yang mendatangkan
respon bawaan atau
wajar tanpa perlu dipelajari sebelumnya oleh organisme.
b.
Respon tanpa dikondisikan
(asli) / Unconditioned Respons (UCR) adalah respon asli atau bawaan yang datang dari
stimulus bawaan atau wajar tanpa dipelajari sebelumnya oleh organisme
atau bisa dikatakan sebagai tindakan yang merupakan naluri alamiah organisme
sebagai bentuk respon terhadap sesuatu.
c.
Stimulus yang dikondisikan / Conditioned Stimulus (CS) adalah stimulus yang
dipasangkan dengan UCS, yang mendatangkan respon yang terkondisi yang sama
dengan UCR asli.
d.
Respon yang dikondisikan / Conditioned Respons (CR) adalah bentuk respon yang datang
dari stimulus yang terkondisi yang
sama persis dengan respon aslinya.
e.
Penghapusan / Extinction adalah proses menghilangnya
respon yang dikondisikan (CR) karena dalam perkembangannya stimulus aslinya
tidak pernah diberikan lagi (UCS) melainkan hanya dilakukan pemberian stimulus
yang dikondisikan (CS).
f.
Generalisasi stimulus
adalah stimulus pengondisian kedua (CS2) yang sejenis dengan stimulus
pengondisian pertama (CS1) dapat memberikan respon (CR) yang sama.
g.
Diskriminasi yakni
tidak semua stimulus pengondisian (CS1,CS2, CS3,dll) akan memberikan respon
yang sama.

Berikut adalah tahap-tahap eksperimen dan penjelasan dari
gambar diatas:
1. Di
mana anjing bila diberikan sebuah makanan (UCS) maka secara otonom anjing akan
mengeluarkan air liur (UCR).
2. Jika
anjing dibunyikan sebuah bel maka ia tidak merespon atau mengeluarkan air liur.
3. Sehingga
dalam eksperimen ini anjing diberikan sebuah makanan (UCS) setelah diberikan
bunyi bel (CS) terlebih dahulu, sehingga anjing akan mengeluarkan air liur
(UCR) akibat pemberian makanan.
4. Setelah
perlakukan ini dilakukan secara berulang-ulang, maka ketika anjing mendengar
bunyi bel (CS) tanpa diberikan makanan, secara otonom anjing akan memberikan
respon berupa keluarnya air liur dari mulutnya (CR).
Dalam teori ini juga dikenal disebut dengan extinction atau penghapusan jika anjing
secara terus-menerus diberikan stimulus berupa bunyi bel dan kemudian
mengeluarkan air liur tanpa diberikan sebuah hadiah berupa makanan. Maka
kemampuan bunyi bel (CS) untuk menimbulkan air liur (CR) akan hilang.
Aplikasi
dalam kehidupan nyata
Proses pembelajaran dapat
terjadi secara tidak disadari baik oleh subjek ataupun objek pembelajaran
seperti yang akan diilustrasikan berikut ini.
Dalam sebuah SD saat guru mengucapkan “ Baik anak-anak,
sekian pelajaran dari bapak hari ini” (UCS) lalu akan diikuti oleh
murid-muridnya yang membereskan buku sambil bersorak (UCR), namun ketika suatu
hari SD tersebut mulai memasang bel dan bel itu berbunyi saat jam pulang
sekolah (CS) dan dibarengi oleh ucapan gurunya (UCS) maka respon yang terjadi
adalah hal yang biasa (UCR). Namun beberapa hari yang berikutnya bel itu
berbunyi (CS) padahal belum waktunya pulang, namun anak-anak tetap bersorak
(CR). Disadari atau tidak proses di atas adalah proses pembelajaran
pengondisian.
Paradigma Fungsionalis
Konsep dasar
Teori belajar yang dikembangkan oleh Hull sama dengan para ahli
fungsionalis lainnya, yaitu menggunakan tipe belajar hubungan Stimulus-Respon
(S-R). Menurut pandangan ini, belajar tidak
terjadi secara tiba-tiba, tetapi karena adanya hubungan S-R. Namun menurut Hull,
selain hubungan antara S-R, perilaku juga dipengaruhi oleh suatu proses yang terjadi
dalam diri organisme, yang tidak dapat diamati. Variabel ini kemudian dikenal
dengan nama variabel intervening (intervening
variable).
Tipe belajar
Tipe belajar
Hull dapat kita skemakan sebagai berikut :
Dalam buku Principle of Behavior (1943), Hull mengajukan 16 (enam belas) buah
postulat. Keenambelas postulat tersebut adalah
sebagai berikut:
1.


Indera
memproses lingkungan dan jejak stimulus, dengan skema S s r R, di mana S adalah stimulus eksternal, s adalah jejak stimulus, r adalah reaksi motorik dan R adalah respon[U4] .
2.
Interaksi impuls-impuls
sensori
3.
Perilaku yang tidak
dipelajari
7.
Reaksi potensial
merupakan fungsi dari Drive dan Habit Strength
10. Faktor
yang cenderung menghambat respon yang dipelajari berubah dari waktu ke waktu[U10]
11.
Momentary Effective
Reaction Potential (MERP) harus menghasilkan
satu nilai tertentu sebelum respon yang dipelajari dapat muncul[U11]
12.
Kemungkinan dari suatu
respon yang dipelajari dapat dibuat merupakan fungsi dari MERP, Oscillation effect dan reaction
threshold.
13.
Semakin tinggi nilai
MERP, maka akan semakin pendek Latency antara stimulus dan respon
14.
Nilai
MERP akan menentukan resistensi terjadinya extinction
15.
Lebar atau luasnya
respon yang dipelajari bervariasi secara langsung berdasarkan MERP
16.
Jika ada dua respon
yang tidak bersesuaian muncul pada waktu yang sama, maka respon yang memiliki
nilai MERP yang besar yang mungkin muncul.
Namun pada tahun 1952 sejumlah postulat direvisi dalam buku keduanya yang
berjudul A Behavior System.
Mekanisme belajar
Teori belajar Hull dapat kita skemakan sebagai berikut:
Variabel
Independen Variabel Intervening Variabel dependen


R


HS
PRE MERP PR

IM TR IR
KS
Keterangan :
K : Kerja TPI
: Total Potensi Inhibitor
R : Reinforcement TPR: Total Potensi Reaksi
IS :
Intensitas Stimulus PRE:
Potensi Reaksi Efektif
I : Inhibitor OP : Osilasi Perilaku
HS: Habit
Strength PR : Potensi Reaksi
D : Dorongan MERP:
Momentary Effective Reaction Potential
IM : Incentive
Motivation R : Respon
KS : Kekuatan
Stimulus RL : Response Latency
IR : Intensitas Respon
Aplikasi dalam
kehidupan nyata
Sebagai
contoh adalah ketika seorang anak belajar membaca, di mana kemampuannya dalam
membaca akan meningkat tergantung pada faktor-faktor seperti rajin belajar
(IS), pujian dari orang tua (Reinforcement),
dan sebagainya yang berpotensi untuk memunculkan peningkatan kemampuan membacanya.
Paradigma
Kognitif (Teori Gestalt)
Konsep
dasar
Teori
Gestalt merupakan teori yang dikembangkan oleh Kohler, Koffka, dan Wertheimer.
Dasar dari teori ini adalah proses persepsi. Teori ini menekankan pada proses
kognitif yang lebih tinggi daripada aliran behaviorisme. Para psikolog Gestalt
berpendapat bahwa kita tidak mengalami dan memahami dunia ini secara sederhana,
di mana sejumlah informasi yang masuk ke dalam pikiran kita dikombinasikan
menjadi ide-ide yang kompleks. Menurut teori ini, kita memahami dunia ini dalam
pola-pola yang memiliki makna (meaningful)
atau sebagai suatu keseluruhan yang teratur (organised whole).
Tipe
belajar
Teori
Gestalt berargumen bahwa pengetahuan berasal dari penggabungan (grouping) di antara elemen-elemen yang
didasarkan pada prinsip proximity, similarity/differentiation, closure dan simplicity.
a.
Proximity:
kita cenderung menggabungkan elemen-elemen berdasarkan kedekatan di antara
mereka dan pola-pola yang terbentuk darinya.
b.
Similarity:
kita cenderung menggabungkan secara bersamaan item-item yang mirip dengan
respek tertentu. Ketika menggambarkan kemiripan, seseorang pada saat yang sama
akan menggambarkan perbedaan di antara item-item tersebut.
c.
Closure:
kita cenderung menggabungkan secara bersamaan item-item jika mereka tampaknya
mampu melengkapi atau menggambarkan sebuah entitas tertentu.
d.
Simplicity:
pola-pola yang lebih kuat atau lebih pas/cocok cenderung mendominasi pola-pola
yang lebih lemah dalam persepsi. Kita mengorganisasikan item-item ke dalam
figur-figur/bentuk-bentuk sederhana berdasarkan simetri, keteraturan, dan kehalusan
(smoothness) jika mereka dominan.
Keempat
prinsip ini disebut hukum organisasi (laws
of organisation) dan digunakan dalam konteks penjelasan tentang persepsi
dan pemecahan masalah (problem-solving).
Konsep
penting dalam psikologi Gestalt adalah tentang proses munculnya insight. Ia
merupakan suatu proses belajar yang terjadi secara tiba-tiba, di mana seseorang
tiba-tiba merasa bahwa dirinya menjadi tahu atau paham. Ketika insight ini muncul, orang tersebut akan
mampu melihat suatu problem atau situasi secara keseluruhan dengan cara baru
yang didasarkan pada pemahaman logis terhadap keseluruhan problem atau situasi
tersebut.
Ada 4 ciri atau
karakteristik dalam belajar secara insightful
(Hergenhahn, 1997, dalam Hastjarjo, 2001), yaitu:
1.
perubahan dari presolusi menjadi solusi terjadi secara
tiba-tiba dan lengkap
2.
biasanya performance yang didasarkan pada solusi
yang dicapai (melalui insight) berlangsung
dengan lancar dan tanpa kesalahan
3.
solusi yang diperoleh mampu
tersimpan dan diingat dalam jangka waktu tertentu
4.
prinsip solusi (yang
diperoleh dari proses insight) dapat
diterapkan dengan mudah bagi pemecahan permasalahan yang lain
Mekanisme
belajar
Secara skematik,
konsep psikologi Gestalt dapat digambarkan sebagai berikut:


S1
S6
otak
yang diaktifkan
S7
Aplikasi
dalam kehidupan nyata
Contoh
aplikasi dari teori Gestalt adalah seorang siswa atau mahasiswa yang
mendapatkan tugas untuk merangkum suatu bab pelajaran akan membaca seluruh
bagian bab tersebut terlebih dahulu sebelum membuat rangkumannya.
Paradigma
Neuropsikologis (Donald O. Hebb)
Konsep
dasar
Donald
O. Hebb menggunakan prinsip neuropsikologis. Awalnya Hebb memulai teori
belajarnya dengan sel sinapsis. Yang dimaksud dengan sel sinapsis ialah jarak
antar sel. Intinya Hebb menekankan kepada hubungan antar sel neurin atau saraf
dalam otak. Saat sel saling berhubungan, maka bagian saraf akan terstimulasi
lebih aktif melalui impuls yang
dikirimkan. Lokalisasi otak menyorot mengenai pembagian letak otak berdasarkan
fungsinya. Misalnya tentang perbedaan sifat dua hemisfer (otak kiri dan otak
kanan). Sebagai contoh adalah lobus oksipitalis yang salah satunya berfungsi
untuk mengatur penglihatan.
Tipe belajar
Untuk
tipe belajar, paradigma neuropsikologis menggunakan prinsip memori. Memori
terbagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu, short
term memory (STM), working memory,
dan long term memory (LTM).
Short term memory
adalah memori yang disadari pada saat ini; jangka waktunya kurang dari 1 menit.
Working memory adalah yaitu penyimpanan, manipulasi, dan penggunaan informasi
yang tersimpan itu sendiri. Sedangkan long
term memory adalah informasi yang disimpan dalam ingatan untuk
kebutuhan jangka panjang; jangka waktunya adalah lebih dari 1 menit.
Mekanisme belajar
Dalam
paradigma neuropsikologis, mekanisme belajar terdiri dari 3 tahap.
Masing-masing tahapan tersebut memiliki fungsi serta kemampuan yang berbeda.
Membentuk
satu paket komunikasi saraf-saraf.
Tidak
mendapatkan stimulus.
[U15] Apabila otak tidak
mendapatkan stimulus, maka dapat menyebabkan halusinasi. Kekacauan dalam sequencial phase dapat mengakibatkan
tidak utuhnya informasi yang diproses.
Aplikasi dalam kehidupan nyata
Sebagai
contoh apabila seseorang melihat kipas angin. Hal tersebut akan terekam oleh
otaknya. Hal ini dinamakan cell assembly.
Bentuk dari yang terekam dan termemori dalam otak akan disimpulkan. “Ini adalah
kipas angin.” Lalu di lain waktu yang sama, ia melihat hanya baling-baling dari
kipas angin, akan tetapi dia dapat menarik kesimpulan bahwa baling-baling ini
adalah bagian dari kipas angin. Hal ini dinamakan dengan sequencial phase. Dia merangkai suatu hubungan dari hal yang pernah
dia jumpai.
Contoh
lainnya ialah bahwa seseorang akan lebih mudah untuk mengingat sesuatu dengan
wujud yang hampir sama dengan apa yang pernah dilihatnya (pengalaman). Orang
yang pernah melihat kipas angin akan lebih mudah mengingat bentuk kincir angin
dibandingkan dengan menginat bentuk tugu.
[U1]Jelaskan dahulu apa definisi psikologi… Dimana psikologi bertugas
untuk: to know, to explain, to predict and to control behavior and potential
behaviour
[U2]Penjelasan ini sebetulnya letaknya dalam KONSEP
[U3]Ditambah penjelasan:
1.
Extinction
2.
Macam-macam classical
conditioning
3.
Higher order conditioning
[U4]Ini seriing disebut: reflex
[U5]Maksudnya apa
[U6]Beri penjelasan
[U7]Beri penjelasan bagaimana muncul Drive dan HS
[U8]Mengapa bisa muncul kelelahan
[U9]Maksudnya apa
[U10]Tambah penjelasan/maksudnya
[U11]Jelaskan maksud MERP
[U12]Beri tambahan penjelasan tentang berbagai macam prinsip di dalam
gestalt:
1.
Law of Zeirganick
2.
Law of Pragnanz
3.
Cognitive Disequilibrium
4.
transposisi
[U13]bagaimana bisa terbentuk?? jelaskan
[U14]maksudnya?? Beri tambahan penjelasan
[U15]maksudnya apa?? Beri tambahan penjelasan
No comments:
Post a Comment