I.
JUDUL
“STUDI DESKRIPSI
MENGENAI KECEMASAN SESAAT
PADA PEMADAM KEBAKARAN
KOTA CIMAHI”
II.
DASAR TEORI
Menurut Spielberger (1972) kecemasan
adalah reaksi emosional yang tidak menyenangkan terhadap bahaya nyata atau
imaginer yang di sertai dengan perubahan pada sistem saraf otonom dan
pengalaman subjektif sebagai “tekanan”, “ketakutan”, dan “kegelisahan”. State anxiety didefinisikan sebagai
emosi tidak menyenangkan karena dihadapkan dengan sesuatu yang mengancam dan
berbahaya. Lebih lanjut lagi, Spielberger menggambarkan state anxiety seperti halnya menggambarkan kekhawatiran. Khawatir
menunjukan komponen kognitif dari pengalaman kecemasan. Individu merespon
sesuatu yang mengancam dengan rasa khawatir tentang situasi bahaya yang akan di
hadapi dan mereka merasa tidak mampu untuk menghadapi hal yang mengancam
tersebut.
Spielberger
mendefinisikan kecemasan sesaat yaitu :
State anxiety (A-State) may be conceived of as a complex,
relatively unique emotional condition or reaction that may vary in intensity
and fluctuate over time. More specifically, A-State may be conceptualized as
consisting of unpleasant, concioulsy-percieved feelings of tension and
apprehension with associated activation or arousal of the autonomic nervous
system (Spielberger, 1972).
Kecemasan sesaat tersusun dari suatu
yang kompleks, yang secara relatif merupakan kondisi atau reaksi emosional yang
unik, bervariasi dalam intensitas dan setiap saat berubah-ubah. Lebih spesifik
lagi, kecemasan sesaat ini di konseptualiskan sebagai munculnya perasaan tidak
senang (unpleasant) , perasaan tegang
(tension) dan perasaan takut (apprehension) yang di sertai dengan
adanya peningkatan aktifitas sistem saraf pusat.
State
anxiety adalah kondisi emosional yang sementara atau sesaat pada individu
yang bersifat subjektif, karena adanya ketegangan dan kekhawatiran serta
menghasilkan akifitas sistem saraf otonom. State
anxiety memiliki variasi intensitas dan derajat yang berbeda-beda dari
waktu ke waktu sesuai dengan kondisi individu. State anxiety memberikan gambaran kecemasan yang di hayati
sehubungan dengan penghayatan individu terhadap situasi yang akan menimbulkan
kecemasan, dalam hal ini situasi menghadapi kebakaran.
Spielberger (1972) dan rekanya membedakan antara state anxiety dan trait anxiety. State anxiety
bersifat sementara, dimana kecemasan itu muncul ketika individu menerima
stimulis yang berpotensi untuk melukai dirinya. Trait anxiety lebih mengarahkan pada kestabilan perbedaan
personality dalam kecenderungan untuk merasa cemas. Trait anxiety tidak langsung telihat pada tingkah laku individu,
tetapi dapat di lihat dari frekuensi states
anxiety individu.
Spielberger, melihat ada tiga
unsur faktor yang mempengaruhi penghayatan kecemasan, yaitu:
1. Adanya
perasaan ketidakpastian (uncertainty)
2. Adanya
perasaan ketidakberdayaan (helpleness)
3. Dan
kedua perasaan tersebut yang tertuju pada masalah yang akan dihadapi (future orientation).
Munculnya A-State
melibatkan suatu proses atau rangkaian kejadian sesaat yang berkaitan dengan
yang lain, yang ditandai baik oleh stimulus eksternal maupun internal yang
diartikan sebagai bahaya atau ancaman bagi seseorang. Semua stimulus internal
yang menyebabkan individu berfikir atau mengantisipasi situasi berbahaya atau
menakutkan, dapat juga meningkatkan A-State
menjadi lebih tinggi. Penilaian bahwa suatu stimulus atau situasi itu merupakan
suatu ancaman, juga dipengaruhi oleh bakat, kemampuan dan pengalaman masa lalu dari
individu. Seperti juga di pengaruhi oleh tingkat A-Traitnya (bagaimana keadaan individu pada umumnya atau biasanya
ketika cemas atau kecemasan menetap) dan bahaya objektif yang ada dalam situasi
tersebut.
![]() |
Bagan.
Mekanisme munculnya Trait Anxiety dan
State Anxiety
Y
Penilaian Kognitif
Penilaian kognitif
individu terhadap stimusus yang dihadapi individu memegang peranan penting
dalam memunculkan kecemasan sesaat. Penilaian kognitif terhadap stimulus
sebagai sesuatu yang menakutkan, mengancam, dan sebagai sesuatu yang berbahaya
dapat menyebabkan munculnya kecemasan sesaat dengan intensitas yang tinggi
tanpa adanya pengaruh dari kecemasan dasar individu. Penilaian kognitif ini
meliputu penilaian kognitif terhadap stimulus eksternal maupun stimulus
internal. Penilaian kognitif terhadap stimulus eksternal sebagai sesuatu yang
menakutkan merupakan ancaman bagi kondisi individu yang dapat menggugah
munculnya kecemasan sasaat. Begitu juga dengan penilaian kognitif terhadap
stimulus internal yang dapat menyebabkan individu berfikir atau mengantisipasi
situasi yang menakutkan atau membahayakan juga dapat menggugah munculnya
kecemasan sesaat dalam intensitas yang tinggi terlepas dari kecemasan dasar
individu.
Y
Meningkatnya Aktivitas
Sistem Saraf
Kecemasan sesaat yang
muncul diikuti dengan peningkatan sistem saraf. Peningkatan sistem saraf ini
meliputi perubahan sistem faal tubuh, misalnya mengeluarkan keringat secara
tiba-tiba, nafas menjadi lebih cepat, jantung bertedak lebih cepat, tremor pada
bagian tertentu. Munculnya masalah yang berkaitan psikosomatis tubuh, seperti
menjadi sesak nafas, kepala menjadi pusing dan lain-lain.
Y
Munculnya Perasaan
Cemas
Perasaan tegang dan
cemas ini ditandai dengan adanya kesadaran individu mengenai munculnya
kecemasan, adanya kemampuan individu untuk mengatasi kecemasan yang muncul,
berkurangnya kemampuan konsenterasi individu dan munculnya perasaan gugup dan
tegang yang dirasakan individu.
Y
Defence
Mechanism
Pada kecemasan ini juga membahas atau
menekankan pada pentingnya Defence
Mechanism yang di lakukan individu pada saat berada pada situasi yang
dinilai membahayakan. Defence Mechanism ini
terjadi dari pentingnya proses kognitif dan juga pentingnya proses motorik
untuk mengurangi kecemasan yang muncul.
Selanjutnya, Spielberger mengajukan huungan antara (State Anxiety) kecemasan sesaat dan (Trait Anxiety) kecemasan dasar sebagai
berikut :
1. Kecemasan
sesaat muncul ketika individu merasa berada dalam situasi yang mengancam.
2. Intensitas
dari kecemasan adalah sebanding dengan besaranya ancaman yang dirasakan individu.
3. Lamanya
raksi kecemasan sesaat ini akan tergantung pada presistensi dan interpretasi
mengancam yang dimiliki individu atas situasi yang dihadapinya (kecemasan
sesaat akan berlangsung lama jika individu merasa terus menerus).
4. Individu
dengan kecemasan dasar yang tinggi akan mempersepsikan situasi, khususnya
situasi yang mengandung unsur kegagalan atau ancaman terhadap self-efficacynya sebagai sesuatu hal
yang lebih mengancam daripada individu dengan kecemasan dasar yang lebih
rendah.
5. Peningkatan
kecemasan sesaat mempunyai stimulus dan penggerak (drive), yang mungkin dapat
terlihat langsung melalui perilaku atau yang akan menggerakan pertahanan
psikologisnya, yang pada masa lalu pernah berhasil mengurangi kecemasannya,
atau yang di pandang efektif untuk meredakan kecemasan sesaat ini.
6. Situasi-situasi
menekan yang di hadapai dapat menyebabkan individu mengembangkan coping response atau membentuk defence mechanism untuk mengurangi
kecemasan tersebut.
III.
DEFINISI KONSEPTUAL
State anxiety (A-State) may be conceived of as a complex,
relatively unique emotional condition or reaction that may vary in intensity
and fluctuate over time. More specifically, A-State may be conceptualized as
consisting of unpleasant, concioulsy-percieved feelings of tension and apprehension
with associated activation or arousal of the autonomic nervous system
(Spielberger, 1972).
Kecemasan sesaat tersusun dari suatu
yang kompleks, yang secara relatif merupakan kondisi atau reaksi emosional yang
unik, bervariasi dalam intensitas dan setiap saat berubah-ubah. Lebih spesifik
lagi, kecemasan sesaat ini di konseptualiskan sebagai munculnya perasaan tidak
senang (unpleasant) , perasaan tegang
(tension) dan perasaan takut (apprehension) yang di sertai dengan
adanya peningkatan aktifitas sistem saraf pusat.
IV.
DEFINISI OPERASIONAL
Kecemasan
sesaat merupakan sejumlah skor total yang dicapai individu penelitian pada
dimensi-dimensi dalam kecemasan sesaat ketika pemadam mendapatkan tugas
memadamkan kebakaran. Kecemasan sesaat ditentukan oleh empat aspek yaitu:
1. Penilaian
kognitif, merupakan aspek internal dan eksternal yang berkaitan dengan
penilaian pemadam kebakaran kota cimahi terhadap pemberian tugas memadamkan
kebakaran.
2. Peningkatan
aktifitas sistem saraf, merupakan aspek yang berhubungan dengan adanya
perubahan yang terjadi dan berkaitan dengan aktifitas sistem saraf manusia dan
fisiologis manusia.
3. Perasaan
cemas dan tegang, merupakan aspek yang berkaitan dengan kesadaran individu
mengenai munculnya kecemasan yang dirasakan dam mampu mengatasi atau
menanggulanginya.
4. Defence mechanism, merupakan
aspek yang berhubungan dengan pentingnya proses yang dilakukan oleh individu
untuk mengurangi kecemasan sesaat yang dirasakan muncul.
|
VARIABEL
|
DIMENSI
|
INDIKATOR
|
ITEM/PERTANYAAN
|
|
State anxiety (A-State) may be
conceived of as a complex, relatively unique emotional condition or reaction
that may vary in intensity and fluctuate over time. More specifically,
A-State may be conceptualized as consisting of unpleasant,
concioulsy-percieved feelings of tension and apprehension with associated
activation or arousal of the autonomic nervous system (Spielberger, 1972).
|
Penilaian
kognitif
|
1
|
|
|
2
|
|
||
|
3
|
|
||
|
Peningkatan
aktifitas sistem saraf
|
1
|
|
|
|
2
|
|
||
|
3
|
|
||
|
4
|
|
||
|
Perasaan
cemas dan tegang
|
1
|
|
|
|
2
|
|
||
|
3
|
|
||
|
Defence mechanism
|
1
|
|
|
|
2
|
|
||
|
3
|
|
||
|
4
|
|

terima kasih atas informasinya, kalau boleh bertanya, sumbernya darimana ya? terima kasih sebelumnya
ReplyDeleteBisa dapat contact person empunya blog ?
ReplyDeleteMin, saya boleh minta sumbernya nggak?, mohon jawab, please 🥺🥺🙏🙏
ReplyDeleteMin, saya boleh minta sumbernya nggak?? Mohon jawab, please 🙏🙏🥺🥺
ReplyDeleteMin, saya boleh minta sumbernya nggak?? Mohon jawab, please ��������
ReplyDeleteAssalamualaikum boleh minta sumber aslinya spielberger yang menyatakan unsur faktor munculnya kecamasan, please minta toloog. Terimakasih assalamualaikum wr wb
ReplyDelete