Sejarah Perkembangan
Rasional Emotive Behavior Therapy (REBT) sebelumnya disebut rational
therapy dan rational emotive therapy, merupakan terapi yang
komprehensif, aktif-direktif, filosofis dan empiris berdasarkan psikoterapi
yang berfokus pada penyelesaian masalah-masalah gangguan emosional dan
perilaku, serta menghantarkan individu untuk lebih bahagia dan hidup yang lebih
bermakna (fulfilling lives). REBT diciptakan dan dikembangkan oleh
Albert Ellis (1950an), seorang psikoterapis yang terinspirasi oleh
ajaran-ajaran filsuf Asia, Yunani, Romawi dan modern yang lebih mengarah pada
teori belajar kognitif. Asal-usul terapi rasional-emotif dapat ditelusuri dengan
filosofi dari Stoicisme di Yunani kuno yang membedakan tindakan dari
interpretasinya. Epictetus dan Marcus Aurelius dalam bukunya “The Enchiridion”,
menyatakan bahwa manusia tidak begitu banyak dipengaruhi oleh apa yang terjadi
pada dirinya, melainkan bagaimana manusia memandang/menafsirkan apa yang
terjadi pada dirinya (People
are not disturbed by things, but by the view they take of them).
Pada mulanya Ellis menggunakan
psikoanalisis dan person-centered therapy dalam proses terapi, namun ia
merasa kurang puas dengan pendekatan dan hipotesis tingkah laku klien yang
dipengaruhi oleh sikap dan persepsi mereka. Hal inilah yang memotiviasi Ellis
mengembangkan pendekatan rational emotive dalam psikoterapi yang ia
percaya dapat lebih efektif dan efisien dalam memberikan efek terapeutik. Ellis mengembangkan teori A-B-C, dan kemudian dimodifikasi menjadi pendekatan A-B-C-D-E-F yang digunakan untuk memahami kepribadian dan untuk
mengubah kepribadian secara efektif. Pada tahun 1990-an, Ellis mengganti nama pendekatan tersebut dengan Rasional Emotive Behavior Therapy atau yang biasa kita singkat menjadi
REBT. Sampai saat ini, REBT merupakan
salah satu bagian dari cognitive behavior therapy (CBT).
No comments:
Post a Comment